Monday, August 8, 2011

ホタルノヒカリ Hotaru no Hikari


Di Jepang, ada istilah ‘himono onna’. Secara harfiah himono berarti ‘ikan kering’ dan onna artinya ‘wanita’. Himono onna maksudnya adalah wanita yang sudah mengering karena sudah lama tidak merasakan cinta. Wanita tipe ini adalah wanita yang ketika tidak bekerja lebih memilih untuk bermalas-malasan dirumah daripada berkencan atau berkumpul bersama teman-temannya. Ketika di rumah, mereka hanya makan dan tidur, suka berbicara sendiri, mengomentari TV dan berbicara dengan binatang.

Amemiya Hotaru, seorang karyawati sebuah perusahaan desain interior terkenal adalah salah satu dari himono onna. Di kantor, Hotaru adalah seorang karyawati yang gesit, efisien dan berpenampilan menarik . Tetapi jika sudah sampai rumah, ia mulai memakai pakaian kebesarannya yaitu kaos dan celana olahraga. Dengan gaya rambut dikuncir seperti samurai, memegang snack di satu tangan dan kaleng bir di tangan yang lain, lalu bermalas-malasan di serambi rumah sambil berseru “ah, rumah adalah yang terbaik”. Saking merasa nyaman di serambi rumahnya, ia bahkan sering tertidur hanya dengan berselimut koran.

Wednesday, July 13, 2011

Family Gathering

Pada tanggal 16-17 april 2011 kemarin, keluarga Marketing Lithium mengadakan gathering dengan tujuan 'Bandung'. Inilah oleh-olehnya...

Tujuan pertama kita adalah : Rumah Stroberi
Dimanapun, kapanpun...

Monday, July 11, 2011

ハチミツとクローバー Hachimitsu to Clover


Menceritakan tentang cinta dan persahabatan lima mahasiswa sekolah kesenian Hamadayama, Tokyo. Takemoto Yuta jurusan arsitek tahun ketiga, Morita Shinobu jurusan ilmu patung tahun ketujuh, Mayama Takumi jurusan desain arsitektur tahun keempat, Yamada Ayumi jurusan ilmu keramik tahun keempat, dan Hanamoto Hagumi jurusan melukis tahun pertama.

Takemoto, yang motivasinya kuliah hanya agar bisa jauh dari keluarganya setelah ibunya menikah lagi, langsung jatuh cinta pada Hagumi sejak pandangan pertama. Tapi tak pernah berani untuk mengungkapkannya. Sedangkan Hagumi yang pendiam dan pemalu selalu mengagumi Morita yang penuh bakat, tetapi memilih untuk selalu tidak lulus kuliah.

Sunday, July 3, 2011

Biarkan Aku Kembali

Ini lagu sebenernya jadul banget, tapi sesuai banget sama curahan hatiku saat ini... *GALAU*

"Biarkan Aku Kembali"

Jauhnya Melangkah
Tak terasa lelah yang menerpa
Kini kian dekat
Segala yang pernah ku damba

Lalu darimana datangnya rindu?

Sarat dengan beban
Walau dapat tertanggulangi
Tetapi terkadang
Ingin semua dapat kulupakan

Entah darimana datangnya rindu…
Membuat ku ingin berlari

Wednesday, June 29, 2011

流れ星 Nagareboshi


Nagareboshi dalam bahasa Jepang berarti ‘Meteor’. Dorama ini menceritakan tentang Okada Kengo yang diperankan oleh Takenouchi Yutaka seorang pekerja akuarium yang berjuang mendapatkan donor hati untuk adiknya, Maria. Dan Makihara Risa diperankan oleh Ueto Aya seorang gadis cantik yang terpaksa menjadi gadis penghibur untuk membayar hutang kakaknya.

 Hubungan diantara dua orang yang putus asa ini mulai terjalin ketika Kengo menyelamatkan Risa yang sedang mencoba bunuh diri. Kengo menawarkan diri untuk melunasi hutang Risa asalkan dia mau mendonorkan hatinya untuk Maria. Mereka lalu sepakat untuk melakukan kawin kontrak. Seiring berjalannya waktu cintapun mulai tumbuh diantara mereka.

Tuesday, May 24, 2011

Bapak Kami

Beliau bernama Fathullah, dengan titel H. didepan, dan S.E. dibelakang namanya. Beliau sangat sensitif mengenai penulisan nama, maka jangan pernah sekali-sekali salah menuliskan namanya. Bukan masalah penulisan titel, tetapi orang terkadang lupa menyelipkan huruf H ditengah, sehingga sering hanya menjadi Fatullah. “Nama gua itu Fathullah, pake H, bukan Fatullah. Fathullah itu artinya kemenangan Allah, kalau Fatullah berarti Allah mati, dosa luh..” itu yang selalu diucapkannya kalau ada yang salah menulis namanya.

Beliau mulai menjadi bagian dari keluarga Lithium pada tahun 2004, setelah sebelumnya bertugas di divisi manganese. *Panasonic Gobel Energy Indonesia tempatku bekerja memiliki tiga divisi : Manganese, Torchlight, dan Lithium*.

Beliau dikenal sebagai pribadi yang hangat dan menyenangkan, penuh dengan canda. Walaupun dikarenakan tugasnya sebagai manager, dalam keseharian di tempat kerja ada saja hal yang membuat kami berseberangan. Aku dan teman-temanku seringkali dianggap ‘nakal’ sementara bagi kami, beliau sering menegur untuk hal-hal yang kadang kami anggap tidak penting. Tapi bagaimanapun, beliau adalah bapak, tempat kami bisa mengadu, mengungkapkan segala keluh kesah kami.

Sunday, March 6, 2011

Jazz, I'm In Love...

Setelah menunggu sekian bulan, akhirnya penantianku untuk bisa menonton Java Jazz Festival 2011 terjawab tadi malam. Sudah lama sekali aku memimpikan untuk bisa melihat event tahunan ini, tapi baru kali ini bisa terlaksana. Dan tahun ini, event ini di selenggarakan dari tanggal 04 sampai 06 Maret 2011. Sebenarnya aku tidak terlalu fanatik terhadap musik Jazz, karena aku adalah penikmat segala jenis musik. Tetapi berhubung Java Jazz Festival adalah event besar yang selalu menghadirkan musisi-musisi besar dari dalam dan luar negeri, aku sangat menantikan kesempatan untuk dapat melihat secara langsung acara ini.


Tiket sudah kupesan dari jauh-jauh hari, tepatnya bulan November tahun lalu, demi mendapatkan harga yang jauh lebih murah daripada harus membeli di hari-H yang harganya sudah mencapai lebih dari tiga kali lipat. Tiket yang kubeli seharga 150 ribu rupiah (belum termasuk pajak) pada bulan November, kemarin sudah berharga 460 ribu rupiah (belum termasuk pajak).

Saturday, February 19, 2011

Memoirs of a Geisha


Pertama kali aku melihat buku ’Memoirs of a Geisha' karangan Arthur Golden ini pada tahun 2002. Sedang teronggok dengan manisnya di salah satu sudut buku baru di GRAMEDIA. Melihat judul serta sampulnya yang ‘berbau kejepang-jepangan’ menggugah minatku yang pada saat itu memang sedang tergila-gila dengan segala hal yang berbau Jepang. Maklumlah, baru mulai belajar bahasa jepang dan mulai mencoba mengenal budayanya.

Omong-omong tentang perkenalan pertama kali dengan bahasa jepang adalah ketika aku masih bekerja di PT. Paramount Bed Indonesia. Waktu itu Sakamoto-sacho memiliki kebijakan agar semua karyawannya belajar bahasa jepang. Mungkin maksudnya agar tidak banyak terjadi salah komunikasi antara karyawan Indonesia dengan Staff Jepang. Maka kami diberikan kursus bahasa jepang diperusahaan setiap satu jam sekali dalam satu minggu. Membawa ketertarikanku terhadap budaya dan bahasa Jepang.