Sunday, March 6, 2011

Jazz, I'm In Love...

Setelah menunggu sekian bulan, akhirnya penantianku untuk bisa menonton Java Jazz Festival 2011 terjawab tadi malam. Sudah lama sekali aku memimpikan untuk bisa melihat event tahunan ini, tapi baru kali ini bisa terlaksana. Dan tahun ini, event ini di selenggarakan dari tanggal 04 sampai 06 Maret 2011. Sebenarnya aku tidak terlalu fanatik terhadap musik Jazz, karena aku adalah penikmat segala jenis musik. Tetapi berhubung Java Jazz Festival adalah event besar yang selalu menghadirkan musisi-musisi besar dari dalam dan luar negeri, aku sangat menantikan kesempatan untuk dapat melihat secara langsung acara ini.


Tiket sudah kupesan dari jauh-jauh hari, tepatnya bulan November tahun lalu, demi mendapatkan harga yang jauh lebih murah daripada harus membeli di hari-H yang harganya sudah mencapai lebih dari tiga kali lipat. Tiket yang kubeli seharga 150 ribu rupiah (belum termasuk pajak) pada bulan November, kemarin sudah berharga 460 ribu rupiah (belum termasuk pajak).

Show di mulai pada pukul 17:00, aku dan ‘teman gilaku’ Hilda, memutuskan untuk melihat pertunjukan di A2 BNI Hall yang menampilkan Steve Smith & Vital Information feat. Vinny Valentino. To be honest, aku belum pernah mendengar nama Steve Smith dan Vinny Valentino (dan juga kebanyakan artis lain). Karena seperti yang tadi sudah kubilang, aku bukan fanatik Jazz. Dari sekian banyak artis yang tampil kemarin, kecuali artis-artis dari negeri sendiri, aku hanya tahu nama Santana dan George Benson, yang sayangnya tidak dapat kunikmati penampilannya karena mereka tampil untuk ‘Special Show’ yang berarti aku harus membeli tiket tersendiri untuk melihat pertunjukan mereka.  

Steve Smith & Vital Information feat. Vinny Valentino

Steve Smith ternyata adalah seorang Drummer, dan Vinny Valentino ternyata adalah seorang Gitaris. Dan mereka TERNYATA, benar-benar memukau!. Seketika itu juga aku merasa aku telah jatuh cinta pada Jazz. Dari awal aku hanya bisa terbengong-bengong mendengar permainan mereka. Pilihan yang sangat tepat untuk memulai malam panjang. sayang sekali kami agak sedikit terlambat melihat penampilan mereka. Selain karena kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, mencari Hall demi Hall juga memakan waktu karena kami tidak terlalu familiar dengan JI-Expo Kemayoran.

Masih di gedung yang sama, di A3 BNI Hall, penampilan selanjutnya dari musisi Indonesia, grup band Soulvibe. To be honest lagi, aku baru mendengar nama ini. Ketika membaca jadwal acara, aku pikir ‘Soulvibe’ adalah nama musisi mancanegara. Mungkin sebenarnya aku pernah melihat mereka di televisi, hanya saja aku kurang memperhatikan. Soulvibe cukup menghibur, atraksi panggung mereka menarik, lagu mereka enak di dengar. Aku menikmati penampilan mereka. Membuatku jadi bertanya-tanya, kenapa kalau melihat penampilan secara live rasanya koq semua music, semua lagu jadi enak di dengar? Padahal kalau melihat dari tayangan televisi, baru lihat video klipnya saja kadang aku sudah malas. 

Soulvibe

Lalu Hilda mengajakku untuk melihat pertunjukan Rhoda Scott di Semeru Garuda Hall. Tetapi kami hanya sempat melihat sebentar karena 'Ello' menanti di B1 Nokia Hall pada pukul 20:00. 

Rhoda Scott

Sebenarnya pada jam yang sama ada pertunjukan bertajuk ‘Elfa Secioria and His Legacy Lives On..’ di D2 Axis Hall oleh Elfa’s Singers, Andien, Titi DJ, Elfa’s Jazz Youth, Hedy Yunus dan Yovie Widiyanto. Tapi tentu saja, Ello tidak akan bisa dilewatkan.

Pukul 19:45 kami memasuki B1 Nokia Hall, gedung sudah penuh dengan lautan manusia. Ternyata mereka sudah menunggu sejak masih check sound sambil duduk lesehan. Dan tepat pukul 20:00 ketika Announcer mengumumkan pertunjukkan akan segera di mulai, segera saja semua merangsek ke depan, berlomba-lomba mendapatkan posisi yang paling dekat dengan panggung. Dan puncak kehebohan terjadi ketika akhirnya Ello akhirnya muncul di panggung dan mulai menyapa penonton.

Ello mengawali penampilannya dengan 'Benci Tapi Rindu'. Selain membawakan beberapa hits-nya, Ello juga membawakan 'Wonderwall' dari Oasis. Tak ada kata yang dapat menggambarkan penampilan Ello tadi malam selain 'Amazing'. Semua yang di bawakan baik itu suara, gerak tubuh, mimik wajah, dan interaksinya dengan penonton sangat menghibur. Hanya satu jam saja rasanya tidak cukup. Penampilan Ello di tutup dengan hits 'Masih ada'.



Berlanjut kembali ke semeru Garuda Hall untuk penampilan Joey DeFrancesco. Setelah puas berteriak dan berjingkat-jingkat dengan Ello, menyaksikan Joey DeFrancesco adalah sesi cooling down. Mendengar alunan musiknya yang harmonis, kembali menyadarkanku bahwa sepertinya aku telah jatuh cinta dengan Jazz.

Joey DeFrancesco

Akhirnya, kami menutup malam dengan New York Voices. Ada Maliq & D'Essentials di A2 BNI hall, tetapi mereka baru mulai tampil pada pukul 00:30 dini hari. Terlalu larut bagi kami yang harus kembali ke Bekasi.

Kenyataannya tetap saja kami harus pulang sangat larut karena ternyata penampilan New York Voices yang semula di jadwalkan mulai pukul 23:15 sampai 00:15 harus mundur sampai kira-kira satu jam. Entah apa yang menyebabkan harus mundur demikian jauh, panitia tidak memberikan penjelasan apa-apa. Penonton yang berdesakan di depan pintu masuk Semeru Garuda Hall pun mulai meneriakkan kekesalan karena hanya untuk masuk ke dalam gedung pun tidak di izinkan.

Setelah sekian lama menunggu dengan kesabaran yang hampir habis, pertunjukan pun di mulai di awali dengan alunan orkestra dari Ron King Big Band. Ketika akhirnya personel New York Voices mulai tampil menyapa para penonton, Grup Vokal beranggotakan Peter Eldridge, Darmon Meader, Kim Nazarian dan Lauren Kinhan ini pun sukses membuat para penonton melupakan amarah mereka. Salah satu bukti bahwa musik adalah obat bagi jiwa.

Ron King Big Band
New York Voices

Kira-kira pukul 01:30 dini hari pertunjukan baru selesai, aku pulang dengan membawa beberapa catatan :
1. Tahun depan tidak boleh absen untuk menonton lagi Java Jazz Festival
2. Menabung untuk bisa membeli tiket pertunjukan khusus
3. Melihat jadwal dari jauh-jauh hari dan membuat daftar musisi yang wajib di tonton.
4. Datang beberapa jam sebelum waktu pertunjukan di mulai agar banyak waktu untuk mengurus hal-hal teknis seperti Java Jazz Card dari BNI yang kacau itu.

With Thomas Deroineau (Rhoda Scott's Drummer)
 
   

 




0 komentar: